SELAMAT DATANG DI BLOG SANGGAR SASTRA TASIK............................................MENGGAULI SASTRA BUKANLAH DOSA

Kamis, 16 Mei 2013

KEMERIAHAN LOMBA BACA PUISI SE-JAWA BARAT 2013


Oleh : Irvan Mulyadie

 
Mengenalkan karya sastra ke berbagai lapisan masyarakat, perlu strategi tersendiri. Membutuhkan banyak terobosan, dan pastinya harus selalu memberikan pencerahan dan kegembiraan. Paling tidak, itulah yang telah dilakukan oleh Sanggar Sastra Tasik (SST) dengan menggelar Lomba Baca Puisi (LBP) Se-Jawa Barat pada 10-12 Mei lalu di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Dadaha.

Seminar Nasional dan Karnaval Kebudayaan

Ada hal yang berbeda dalam penyelenggaraan LBP se-Jabar kali ini, yakni dengan penambahan materi Seminar Nasional Bahasa Indonesia yang mengawali keseluruhan rangkaian acara. Seminar ini mengangkat tema tentang pengajaran sastra yang efektif dan menyenangkan dengan menghadirkan pemateri Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, M.Pd. (Pakar Pendidikan Sastra dan Guru Besar Univ Negeri Yogyakarat) dan Jamal D. Rahman (Sastrawan Nasional dan Redaktur Majalah Sastra Horison) dengan moderator sastrawan muda Bode Riswandi, M.Pd.
 
Seminar ini singkat dan padat. Acara yang dimulai pada 10 Mei 2013 dari jam 07.30 -11.00 WIB dengan pementasan musikalisasi puisi oleh Gerobak akustik 28 itu berlangsung dengan interaktif. Baik pembicara maupun peserta terlibat aktif dalam diskusi ilmiah berdasarkan teori dan pengalaman di lapangan. Dan yang menarik, ditemukan pula berbagai masalah yang menyebabkan pengajaran sastra di lingkungan pendidikan mengalami semacam kontradiksi. Salah satunya dengan belum berpihaknya kurikulum Bahasa Indonesia terhadap pengajaran Sastra di sekolah. Sehingga pengajaran sastra di sekolah agak teralienasi dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lain yang bersifat eksak.


Selanjutnya, bada Shalat Jumat, panitia mulai sibuk mempersiapkan pesta rakyat lainnya, yakni Karnaval Budaya. Peserta yang terlibat lebih dari 3000 orang dari puluhan kelompok/organisasi kemasyarakatan dan kesenian. Mulai dari santri madrasah, pelajar sekolah, komunitas hobi, kelompok-kelompok seni bahkan ada anggota TNI dan POLRI.




    

Peserta dilepas dari Gedung Kesenian Tasik sekira jam 14.00 oleh budayawan sekaligus ketua Yayasan SST, Acep Zamzam Noor, dengan orasi kebudayaan. Orasi berisi ajakan kepada para peserta untuk menebarkan kegembiraan ke seluruh warga kota Tasikmalaya. Rute yang ditempuh masih di sekitar Kota Tasikmalaya. Mulai dari Jl.Lingkar Dadaha – Jl.Tentara Pelajar – Jl.Dewi Sartika – Jl.dr.Sukarjo – Jl.KH.Zaenal Musthafa dan kembali lagi ke Gedung Kesenian Tasikmalaya.


 



Di perjalanan, seluruh peserta menampilkan berbagai atraksi yang memukau. Meriahnya acara ini sangat terasa, paling tidak dengan hadirnya 3 kelompok drumband dan tetabuhan lain khas komunitas peserta karnaval. Berikut dengan lengkingan yel-yel kritis yang mengajak masyarakat berpikir logis atas berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Seperti halnya terungkapnya skandal Eyang Subur, kasus korupsi petinggi partai yang melibatkan puluhan wanita cantik, wacana kenaikan harga BBM, kampanye anti kekerasan terhadap Hak-hak Asasi Manusia dan penistaan kemanusiaan atas nama agama.

 
LBP 2013 dibuka oleh Walikota Tasikmalaya

 (11/05) Merupakan suatu kejutan tersendiri dengan hadirnya Walikota Tasikmalaya dalam acara Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 yang biasa diselenggarakan oleh SST hampir setiap tahun. Mengingat, sejak sepuluh tahun terakhir, tak pernah ada lagi pejabat tinggi di Tasikmalaya (baik pejabat kota maupun kabupaten) yang mau hadir dalam acara-acara seni dan kebudayaan serius seperti ini. Apalagi memberikan bantuan anggaran. Dan jikapun ada, pastilah disaat-saat menjelang akan diselenggarakannya PILKADA (ada maunya?).



Yang menarik, dalam sambutan dan peresmian dibukanya acara LBP se-Jawa Barat 2013 Walikota berjanji akan membantu penyelenggaraan acara serupa di tahun-tahun berikutnya. Dan mendesak pada panitia penyelenggara untuk segera mengirimkan rencana kegiatan / proposal kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini menjadi bukti keseriusan Pemkot Tasikmalaya dalam rangka turut serta memajukan kebudayaan daerah, khususnya sastra yang telah mengharumkan nama Kota Tasikmalaya ke tingkat nasional maupun Internasional. Dia pun berencana menjadikan puisi/sastra ini menjadi kesenian khas Kota Tasikmalaya. Terakhir, dia pun membacakan salah satu puisi yang diperlombakan.

Persaingan Berlangsung Ketat

Ada sekitar seratusan orang yang menjadi peserta Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 kali ini. Peserta datang dari berbagai daerah di Jawa barat. Mulai dari Cirebon, Kuningan, Ciamis, Banjar, Garut, Sumedang, Bekasi, Bandung, Cianjur dan dari kota / kabupaten Tasikmalaya sendiri. Secara kuantitas, peserta LBP kali ini sedikit menurun ketimbang tahun lalu. Namun secara kualitas, nampaknya ada peningkatan yang cukup signifikan. Dan hal ini membuat ketiga juri yang sengaja didatangkan dari luar Provinsi Jawa Barat ini harus berpikir keras.


      Ketiga juri ini adalah Iman Budi Santosa, penyair senior dari Yogyakarta, Beni setia dari Caruban Jawa Timur, dan Arif joko Wicaksono dari Jakarta. Sengaja, pemilihan juri dari luar Jawa Barat ini untuk memberikan jaminan dan kenyamanan kepada seluruh peserta yang bertanding agar lebih objektif dalam menilai.

Lomba Baca puisi berlangsung dua hari, 11-12 Mei 2013. Sejak peserta pertama dipanggil, peserta sudah menampilkan performance yang luar biasa. Begitupun pada hari keduanya. Hingga juri agak kewalahan dalam menentukan siapa saja yang mesti lolos pada babak berikutnya. Namun sayang, ke-20 finalis yang tampil sedikit mengecewakan. Berbeda kualitas tampilannya dari babak sebelumnya, penyisihan.

Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas peserta final. Yakni, peserta terlalu fokus menyiapkan diri dalam babak penyisihan, sementara dalam babak final malah kedodoran. Penguasaan materi pun dalam babak final mengalami kemunduran, terutama dalam kesalahan peserta memilih puisi yang dibacakannya. Juga persoalan penafsiran puisi yang terlalu jauh dari maksud serta isi puisi. Yang paling parah adalah perkara teknis yang menyebabkan pelapalan artikulasi dan pemenggalan kalimatnya tidak sesuai. Hal ini terkemuka dari pembahasan pertanggungjawaban dewan juri sebelum pengumuman pemenang itu berlangsung.


Adapun peserta yang lolos menjadi juara adalah Juara 1 Irma Fibriani dari Bandung, Juara 2 Wahyuni Rahmaningsih dari Kota Tasikmalaya, Juara 3 Bambang Yudiana dari Ciamis, Juara Harapan 1 Nieu dewi Kania dari Bandung, Harapan 2 Neneng alfiah dari Cirebon, Harapan 3 Wishu Muhammad dari Bandung dan Juara Favorit adalah Herman (seorang penarik becak) dari Tasikmalaya. Ditambah juga penghargaan untuk peserta tersepuh yakni Ibu Piantimala yang berusia sekitar 50 tahunan.
Pernak-Pernik Lomba
Kemeriahan acara pun semakin seru saja dengan hadirnya musisi kondang dari Bandung Feris Curtis yang kaul dengan menyanyikan karya-karya fenomenalnya disela-sela acara lomba baca puisi. Membuat acara yang dipandu oleh Ratna Ayu Budhiarti dan Semi Ikra Anggara ini kian hidup. Juga penampilan legenda keroncong Tasikmalaya, Purna Praja Kartini yang memukau para undangan dari awal hingga akhir penampilannya pada pesta penutupan Lomba Baca Puisi Se-Jawa Barat 2013. Juga tampilan lainya dari pelajar Ciamis dan mahasiswa UPI Bandung.







Demi menghargai peran serta masyarakat dalam karnaval budaya, Sanggar sastra Tasik memberikan penghargaan kepada para peserta terbaik, yakni juara 1 Al- Fitrah Bojong
juara 2 Yab Plus, Juara 3 Sanggar kobong, Juara Harapan diraih Nedutas, Favorit Teater Tangga dan The best Perfom Sanggar Tuna Tasikmalaya.


Bagian yang sangat menarik dalam perlombaan kali ini adalah dengan adanya keterlibatan berbagai pihak dalam menyukseskan acara Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 ini. Mulai dari dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Kapolres Kota Tasikmalaya, Dandim 0612, KPU Kota Tasikmalaya beserta sponsor-sponsor swasta lainnya. Meskipun ada juga dukungan yang mengecewakan datang dari DPRD Kota Tasikmalaya yang hanya menyumbang dana Rp.250.000,- untuk kegiatan selevel propinsi ini. Padahal selain sebagai legislator Lembaga ini pun punya hak budgeting yang bisa saja (kalau mau) mendukung lebih baik lagi demi kemajuan Kota Tasikmalaya itu sendiri. (Dimuat pertamakali di Lembar Budaya Harian KABAR PRIANGAN, 15 MEI 2013)

Penulis adalah Penyair, Ketua Panitia Penyelenggara Lomba Baca Puisi Se-Jawa Barat 2013