SELAMAT DATANG DI BLOG SANGGAR SASTRA TASIK............................................MENGGAULI SASTRA BUKANLAH DOSA

Senin, 03 Mei 2010

IMPRESSI LBP JABAR & BANTEN 2010


LOMBA BACA PUISI JABAR & BANTEN 2010 yang dilaksanakan atas kerjasama Harian Pagi Radar Tasikmalaya bekerjasama dengan Sanggar Sastra Tasik (SST) pada 22-25 April 2010 yang lalu menyisakan banyak kenangan.

Lega rasanya dapat menyelesaikan semua ini dengan baik, meskipun pada kenyataannya batu sandungan serta rintangan selalu setia menghadang di hadapan. Dan mengungkapkannya dengan kata-kata akan terasa anti klimaks. Semoga dengan tampilan beberapa gambar di bawah ini mampu memberikan secercah gambaran dalam kegiatan kemarin. Wilujeng nyakseni.(redaksi)



























Rabu, 31 Maret 2010

LOMBA BACA PUISI SE-JABAR DAN BANTEN 2010


Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat Jawa Barat dan Banten terhadap karya sastra, khususnya puisi, maka Sanggar Sastra Tasik (SST) bekerjasama dengan Harian Radar Tasikmalaya akan menggelar LOMBA BACA PUISI SE-JAWA BARAT & BANTEN. Lomba tersebut akan dilaksanakan pada 22 - 25 April di Tasikmalaya.

Lomba baca puisi ini diharapkan bakal diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Banten. Lomba akan memperebutkan hadiah berupa Piala Bergilir, Piala tetap, Piagam Penghargaan, Bingkisan, serta uang pembinaan dengan total jutaan rupiah.

Pada tahun 2008, kegiatan serupa yang digelar oleh SST diikuti oleh sebanyak 185 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Hampir semua daerah, mulai dari Banjar dan Ciamis, hingga Cianjur dan Sukabumi, juga pesisir Utara seperti Cirebon, Indramayu dan Majalengka terwakili oleh peserta yang mendaftar secara sukarela. Tahun ini, dengan perluasan wilayah ke provinsi lain (Banten). Kendati demikian, panitia tetap membatasi kuota peserta hingga sebanyak-banyaknya 200 orang saja.

Persyaratan Lomba Baca Puisi antara lain :
1. Peserta merupakan penduduk Jawa Barat dan Banten atau mereka yang lahir di kedua provinsi tersebut meski sudah tinggal di manapun di Indonesia. Untuk itu mereka harus memperlihatkan tanda bukti kelahiran dengan mengirimkan selembar fotokopi KTP.
2. Peserta harus berusia 17 tahun ke atas.
3. Peserta mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh panitia.
4. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah).
5. Pendaftaran bisa dilakukan secara kolektif bisa pula secara perorangan.

Pendaftaran dibuka sejak tanggal 22 Maret 2010 dan ditutup tanggal 22 April 2010 menjelang Teknikal Meeting.

Tempat pendaftaran di :

1.Sanggar Sastra Tasik (SST)
Jl. Argasari No. 22 Tasikmalaya 46122
(CP: 08814001465_Badar)
2.Graha Pena Radar – Jl. SL Tobing No. 99 Tuguraja, Tasikmalaya
(CP: 081222802427_Fahrur)
3.Teater 28 Unsil – Kampus Unsil, Jl. Siliwangi, Tasikmalaya
(CP: 085223827157_Sandi)
4.Komunitas Aksara UPI Kampus Tasikmalaya, Jl. Dadaha No. 18
(CP: 085217085916_Neti)
5.Sanggar Koteka SMA Negeri 1 Singaparna
(CP: 081546938749_Agus AW)
6.ASAS UPI Bandung, Jl. Dr. Setia Budi No. 229 Bandung
(CP: 085659932615_Zulkifli Songyanan)
7.Kampus STSI Jl. Buah Batu 212 Bandung
(CP: 08564972879_Semmi Ikra Anggara)
8.SMA Negeri 1 Ciamis (CP: 081320797616_Kidung Purnama)
9.GATiVi Jl.Tentara Pelajar No.17 Ciamis
(CP: 081321532107_Anggie Sri Wilujeng)
10.Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon
(CP: 081320216620_Baequni)
11.Sekreatariat Rumah Dunia,
Komplek Hegar Alam No.40 Ciloang, Serang - Banten
(CP.081513682943_Sdr.Langlang)


Keterangan lebih lanjut, silahkan download tautan di bawah ini :
Tata Tertib Lomba Baca Puisi (download)
Antologi Puisi Lomba(download)
Formulir Pendaftaran (download)

Minggu, 21 Maret 2010

PERS Release LBP Se-Jabar dan Banten


Sebuah perhelatan budaya yang akan melibatkan para penyuka baca puisi serta para seniman pada umumnya, baik dari kelompok seni kontemporer maupun tradisi yang ada di wilayah Jawa Barat dan Banten, akan digelar Harian Pagi Radar Tasikmalaya dan Sanggar Sastra Tasik (SST). Lomba Baca Puisi Se-Jawa Barat dan Banten 2010, itulah nama perhelatan tersebut, yang jika tiada aral melintang akan digelar pada 22 hingga 25 April mendatang di Tasikmalaya.


EVEN Budaya yang secara tulus diniatkan untuk membangun citra positif bagi Tasikmalaya sebagai Kota Budaya ini, tidak saja bakal menyajikan pentas baca puisi para pembaca puisi dalam arena lomba, tapi juga akan menyajikan Pentas Seni Tradisi dan Musikalisasi Puisi, Karnaval Seni, Bursa Buku dan Bedah Buku sebagai kegiatan pendukung. Bagi Harian Pagi Radar Tasikmalaya, ini merupakan sumbangsih budaya bagi masyarakat sehubungan dengan rangkaian HUT-nya yang ke-6 di tahun 2010 ini. Sedang bagi SST merupakan pelaksanaan agenda tahunan yang oleh sebab satu dan lain hal, tahun 2009 kemarin tidak sempat dilaksanakan.

Maksimal 200 peserta
Lomba baca puisi diharapkan bakal diikuti oleh tak kurang dari 200-an peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Banten. Lomba akan memperebutkan hadiah berupa Piala Bergilir, Piala tetap, Piagam Penghargaan, Bingkisan, serta uang pembinaan dengan total jutaan rupiah. Tahun 2008, kegiatan serupa diikuti oleh sebanyak 185 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Hampir semua daerah, mulai dari Banjar dan Ciamis, hingga Cianjur dan Sukabumi, juga pesisir Utara seperti Cirebon, Indramayu dan Majalengka terwakili oleh peserta yang mendaftar secara sukarela. Tahun ini, dengan perluasan wilayah ke provinsi lain (Banten), kegiatan mudah-mudahan masih bisa memancing antusiasme calon peserta. Kendati demikian, panitia tetap membatasi kuota peserta hingga sebanyak-banyaknya 200 orang saja.

Lomba Baca Puisi kali ini diperuntukkan bagi peserta, yakni penduduk Jawa Barat dan Banten atau mereka yang lahir di kedua provinsi tersebut meski sudah tinggal di manapun di Indonesia. Untuk itu mereka harus memperlihatkan tanda bukti kelahiran dengan mengirimkan selembar fotokopi KTP. Syarat lainnya, peserta harus berusia 17 tahun ke atas. Lainnya, peserta mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh panitia, membayar biaya administrasi sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah). Pendaftaran dibuka sejak tanggal 22 Maret 2010 dan ditutup tanggal 22 April 2010 menjelang Teknikal Meeting. Tempat pendaftaran di Sekretariat Sanggar Sastra Tasik (SST), Jl. Argasari No. 22 Tasikmalaya 46122 serta di Graha Pena Radar Tasikmalaya, Jl. SL Tobing No. 99 Tuguraja Tasikmalaya. Selain itu, ada beberapa tempat pendaftaran lainnya yang dibuka panitia, seperti di Teater 28 Unsil Tasikmalaya, UKM “Aksara” (UPI Kampus Tasikmalaya, “Asas” UPI Bandung (Zulkifli Songyanan), Kidung Purnama (SMUN1 Ciamis), Banjar, dan Cirebon yang selengkapnya bisa dilihat pada website Sanggar Sastra Tasik (SST) serta berbagai website tautannya di internet. Pendaftaran bisa dilakukan secara kolektif bisa pula secara perorangan.

Puisi-puisi yang dijadikan naskah (teks) lomba antara lain ditulis oleh Umbu Landu Paranggi, Acep Zamzam Noor, Saeful Badar, Irvan Mulyadie, Bode Riswandi, Sarabunis Mubarok, Nazaruddin Azhar, Yusran Arifin, Juniarso Ridwan, Saini KM, Hamid Jabbar, Taufik Ismail, Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, dll. Naskah puisi lomba tersebut selain akan dicetak dalam bentuk antologi khusus, juga nantinya bisa didownload melalui internet berikut formulir pendaftaran. Ini untuk memberikan kemudahan tersendiri bagi setiap calon peserta yang tinggal di luar Tasikmalaya. Sementara itu Dewan Juri akan dipilih dari pihak-pihak yang dianggap paling netral, berasal dari luar Jawa Barat untuk menjaga objektivitas penilaian. Mereka berasal dari kalangan praktisi sastra dan teater yang sudah tidak diragukan lagi kapasitas dan kompetensinya.

Karnaval Seni
Karnaval Seni akan menghadirkan kelompok Seni Tradisi yang menjadi ikon beberapa daerah tertentu di Jawa Barat dalam bentuk helaran melintasi rute-rute tertentu di wilayah kota Tasikmalaya yang telah ditetapkan oleh panitia. Karnaval juga akan menghadirkan berbagai kelompok seni yang ada di Tasikmalaya dan beberapa daerah lainnya, kelompok hobi, pelajar, pramuka, ormas, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, karnaval ini menjadi sebuah even tersendiri yang sangat ditunggu oleh seluruh warga masyarakat, karena menyajikan tontonan yang menarik, indah dan menggembirakan semua pihak. Untuk itu, segala bentuk dukungan, baik dukungan moril maupun materil, diharapkan berdatangan dari semua pihak, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

Kegiatan budaya yang mulai langka diselenggarakan ini, diharapkan tidak sekedar kegiatan yang bersifat hura-hura semata, tapi betul-betul menjadi sebuah even budaya yang bermuatan pencerahan spiritual bagi seluruh elemen masyarakat, hingga akan menciptakan sebuah penyegaran yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat di tengah semakin serba sulit dan tak berketentuannya hidup dan masa depan yang dirasakan pada hari-hari belakangan ini.
Bursa Buku akan menggelar buku-buku budaya yang terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat. Untuk itu panitia akan mencoba menghubungi berbagai penerbit dan toko buku yang ada di Jawa Barat dan DKI Jakarta, untuk berpartisipasi. Sedang Bedah Buku, direncanakan akan mengupas sebuah novel berjudul ”Epitaph” karya seorang novelis muda dari Bandung, Daniel Mahendra.

Sementara itu, Pentas Seni Tradisi dan Musikalisasi Puisi akan menampilkan kelompok-kelompok seni tradisi yang dijamin ”aheng” karena sudah nyaris tak dikenali lagi oleh khalayak, selain tentu saja akan dihadirkan pula kelompok Musikalisasi Puisi baik yang berasal dari Tasikmalaya, Bandung maupun daerah lainnya. (*/rillis)

KETERANGAN LENGKAP, KLIK DISINI !!!

Kamis, 18 Februari 2010

SST Vs KESESATAN

Sudah mendekati lima belas tahun, yakni sejak tahun 1996, Sanggar Sastra Tasik (SST) menghiasi wacana kreatif dalam pergulatan sastra Indonesia di berbagai kesempatan. Meskipun hanya tinggal di wilayah kota kecil yang bernama Tasikmalaya, tapi tetap setia memupuk rindu para penggemarnya setiap saat. Bahkan terus menerus melahirkan sosok-sosok penyair serius, pekerja keras, tangguh, tapi santun.

SST kerap kali diplesetkan dalam guyonan di kalangan praktisi kesenian sebagai kumpulan orang-orang "sesat". Bahkan kesesatan ini terkadang ditanggapi miring oleh pihak-pihak penguasa yang sama sekali tidak memahaminya dan lugu. Tentu saja hal ini banyak menuai polemik menggelikan.

Begitu besarkah pengaruh SST dalam ranah sosial-politik khususnya di Tasikmalaya?

Entahlah. Sebuah puisi atau cerpen mungkin tak bisa merubah sebuah situasi politik yang carut marut seperti sekarang ini. Apalagi kalau sampai bisa membunuh selayaknya pistol yang ditembakan ke arah kepala para koruptor. Hanya saja karya-karya sastra ini selalu dapat jadi "senjata rakyat" paling berbahaya. Seperti bom waktu.

Tapi sastra juga penuh pesona. Keseksiannya melebihi goyangan pinggul penyanyi dangdut di mata penggemar dan penghujatnya. Lebih berwibawa dari pidato politik dari juru kampanye manapun yang selalu mengumbar janji-janji yang belum tentu diniati untuk ditepati. Sebab dalam sastra, merenungi dan memotret realitas kehidupan di sekitar masyarakat lebih penting. Terlebih karena selalu ada semacam solusi simbolis di dalamnya. (IM)