Oleh : Irvan Mulyadie
Mengenalkan karya sastra ke berbagai lapisan masyarakat, perlu strategi tersendiri. Membutuhkan banyak terobosan, dan pastinya harus selalu memberikan pencerahan dan kegembiraan. Paling tidak, itulah yang telah dilakukan oleh Sanggar Sastra Tasik (SST) dengan menggelar Lomba Baca Puisi (LBP) Se-Jawa Barat pada 10-12 Mei lalu di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Dadaha.
Seminar Nasional dan Karnaval
Kebudayaan
Ada hal yang
berbeda dalam penyelenggaraan LBP se-Jabar kali ini, yakni dengan penambahan materi Seminar Nasional
Bahasa Indonesia yang mengawali keseluruhan rangkaian acara. Seminar ini
mengangkat tema tentang pengajaran sastra yang efektif dan menyenangkan dengan
menghadirkan pemateri Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, M.Pd. (Pakar Pendidikan Sastra dan Guru
Besar Univ Negeri Yogyakarat) dan
Jamal D. Rahman (Sastrawan
Nasional dan Redaktur
Majalah Sastra Horison)
dengan moderator
sastrawan muda Bode Riswandi,
M.Pd.
Seminar ini singkat
dan padat. Acara yang dimulai pada 10 Mei 2013 dari jam 07.30 -11.00 WIB dengan
pementasan musikalisasi puisi oleh Gerobak akustik 28 itu berlangsung dengan
interaktif. Baik pembicara maupun peserta terlibat aktif dalam diskusi ilmiah
berdasarkan teori dan pengalaman di lapangan. Dan yang menarik, ditemukan pula
berbagai masalah yang menyebabkan pengajaran sastra di lingkungan pendidikan
mengalami semacam kontradiksi. Salah satunya dengan belum berpihaknya kurikulum
Bahasa Indonesia terhadap pengajaran Sastra di sekolah. Sehingga pengajaran
sastra di sekolah agak teralienasi dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran
lain yang bersifat eksak.
Selanjutnya, bada
Shalat Jumat, panitia mulai sibuk mempersiapkan pesta rakyat lainnya, yakni
Karnaval Budaya. Peserta yang terlibat lebih dari 3000 orang dari puluhan
kelompok/organisasi kemasyarakatan dan kesenian. Mulai dari santri madrasah,
pelajar sekolah, komunitas hobi, kelompok-kelompok seni bahkan ada anggota
TNI dan POLRI.
Peserta dilepas dari Gedung Kesenian Tasik sekira
jam 14.00 oleh budayawan sekaligus ketua Yayasan SST, Acep Zamzam Noor, dengan
orasi kebudayaan. Orasi berisi ajakan kepada para peserta untuk menebarkan
kegembiraan ke seluruh warga kota Tasikmalaya. Rute yang ditempuh masih di
sekitar Kota Tasikmalaya. Mulai dari Jl.Lingkar Dadaha – Jl.Tentara Pelajar –
Jl.Dewi Sartika – Jl.dr.Sukarjo – Jl.KH.Zaenal Musthafa dan kembali lagi ke
Gedung Kesenian Tasikmalaya.
Di
perjalanan, seluruh peserta menampilkan berbagai atraksi yang memukau. Meriahnya
acara ini sangat terasa, paling tidak dengan hadirnya 3 kelompok drumband dan
tetabuhan lain khas komunitas peserta karnaval. Berikut dengan lengkingan
yel-yel kritis yang mengajak masyarakat berpikir logis atas berbagai peristiwa
yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Seperti halnya terungkapnya skandal
Eyang Subur, kasus korupsi petinggi partai yang melibatkan puluhan wanita
cantik, wacana kenaikan harga BBM, kampanye anti kekerasan terhadap Hak-hak
Asasi Manusia dan penistaan kemanusiaan atas nama
agama.
(11/05) Merupakan suatu kejutan tersendiri dengan hadirnya Walikota Tasikmalaya dalam acara Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 yang biasa diselenggarakan oleh SST hampir setiap tahun. Mengingat, sejak sepuluh tahun terakhir, tak pernah ada lagi pejabat tinggi di Tasikmalaya (baik pejabat kota maupun kabupaten) yang mau hadir dalam acara-acara seni dan kebudayaan serius seperti ini. Apalagi memberikan bantuan anggaran. Dan jikapun ada, pastilah disaat-saat menjelang akan diselenggarakannya PILKADA (ada maunya?).
Yang menarik, dalam sambutan dan peresmian dibukanya acara LBP se-Jawa Barat
2013 Walikota berjanji akan membantu
penyelenggaraan acara serupa di tahun-tahun berikutnya. Dan mendesak pada
panitia penyelenggara untuk segera mengirimkan rencana kegiatan / proposal
kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini menjadi bukti keseriusan Pemkot
Tasikmalaya dalam rangka turut serta memajukan kebudayaan daerah, khususnya
sastra yang telah mengharumkan nama Kota Tasikmalaya ke tingkat nasional maupun
Internasional. Dia pun berencana menjadikan puisi/sastra ini menjadi kesenian
khas Kota Tasikmalaya. Terakhir, dia pun membacakan salah satu puisi yang
diperlombakan.
Persaingan Berlangsung
Ketat
Ada sekitar seratusan orang yang
menjadi peserta Lomba Baca Puisi se-Jawa Barat 2013 kali ini. Peserta datang
dari berbagai daerah di Jawa barat. Mulai dari Cirebon, Kuningan, Ciamis,
Banjar, Garut, Sumedang, Bekasi, Bandung, Cianjur dan dari kota / kabupaten
Tasikmalaya sendiri. Secara kuantitas, peserta LBP kali ini sedikit menurun
ketimbang tahun lalu. Namun secara kualitas, nampaknya ada peningkatan yang
cukup signifikan. Dan hal ini membuat ketiga juri yang sengaja didatangkan dari
luar Provinsi Jawa Barat ini harus berpikir
keras.
Ketiga juri ini adalah Iman Budi Santosa, penyair senior dari Yogyakarta, Beni
setia dari Caruban Jawa Timur, dan Arif joko Wicaksono dari Jakarta. Sengaja,
pemilihan juri dari luar Jawa Barat ini untuk memberikan jaminan dan kenyamanan
kepada seluruh peserta yang bertanding agar lebih objektif dalam
menilai.
Setidaknya
ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas peserta final. Yakni, peserta
terlalu fokus menyiapkan diri dalam babak penyisihan, sementara dalam babak
final malah kedodoran. Penguasaan materi pun dalam babak final mengalami
kemunduran, terutama dalam kesalahan peserta memilih puisi yang dibacakannya.
Juga persoalan penafsiran puisi yang terlalu jauh dari maksud serta isi puisi.
Yang paling parah adalah perkara teknis yang menyebabkan pelapalan artikulasi
dan pemenggalan kalimatnya tidak sesuai. Hal ini terkemuka dari pembahasan
pertanggungjawaban dewan juri sebelum pengumuman pemenang itu
berlangsung.
Lomba
Baca puisi berlangsung dua hari, 11-12 Mei 2013. Sejak peserta pertama
dipanggil, peserta sudah menampilkan performance yang luar biasa. Begitupun
pada hari keduanya. Hingga juri agak kewalahan dalam menentukan siapa saja yang
mesti lolos pada babak berikutnya. Namun sayang, ke-20 finalis yang tampil
sedikit mengecewakan. Berbeda kualitas tampilannya dari babak sebelumnya,
penyisihan.
Adapun
peserta yang lolos menjadi juara adalah Juara 1 Irma Fibriani dari Bandung,
Juara 2 Wahyuni Rahmaningsih dari Kota Tasikmalaya, Juara 3 Bambang Yudiana dari
Ciamis, Juara Harapan 1 Nieu dewi Kania dari Bandung, Harapan 2 Neneng alfiah
dari Cirebon, Harapan 3 Wishu Muhammad dari Bandung dan Juara Favorit adalah
Herman (seorang penarik becak) dari Tasikmalaya. Ditambah juga penghargaan untuk
peserta tersepuh yakni Ibu Piantimala yang berusia sekitar 50
tahunan.
Pernak-Pernik Lomba
Kemeriahan
acara pun semakin seru saja dengan hadirnya musisi kondang dari Bandung Feris
Curtis yang kaul dengan menyanyikan
karya-karya fenomenalnya disela-sela acara lomba baca puisi. Membuat acara yang
dipandu oleh Ratna Ayu Budhiarti dan Semi Ikra Anggara ini kian hidup. Juga
penampilan legenda keroncong Tasikmalaya, Purna Praja Kartini yang memukau para
undangan dari awal hingga akhir penampilannya pada pesta penutupan Lomba Baca
Puisi Se-Jawa Barat 2013. Juga tampilan lainya dari pelajar Ciamis dan mahasiswa
UPI Bandung.
Demi menghargai peran serta masyarakat dalam karnaval budaya, Sanggar sastra Tasik memberikan penghargaan kepada para peserta terbaik, yakni juara 1 Al- Fitrah Bojong
juara 2 Yab Plus, Juara 3 Sanggar kobong, Juara Harapan diraih Nedutas, Favorit Teater Tangga dan The best Perfom Sanggar Tuna Tasikmalaya.
Bagian
yang sangat menarik dalam perlombaan kali ini adalah dengan adanya keterlibatan
berbagai pihak dalam menyukseskan acara Lomba Baca
Puisi se-Jawa Barat 2013 ini. Mulai dari dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya,
Kapolres Kota Tasikmalaya, Dandim 0612, KPU Kota Tasikmalaya beserta
sponsor-sponsor swasta lainnya. Meskipun ada juga dukungan yang mengecewakan
datang dari DPRD Kota Tasikmalaya yang hanya menyumbang dana Rp.250.000,- untuk
kegiatan selevel propinsi ini. Padahal selain sebagai legislator Lembaga ini pun
punya hak budgeting yang bisa saja
(kalau mau) mendukung lebih baik lagi demi kemajuan Kota Tasikmalaya itu
sendiri. (Dimuat
pertamakali di Lembar Budaya Harian KABAR PRIANGAN, 15 MEI
2013)
Penulis
adalah Penyair, Ketua Panitia Penyelenggara Lomba Baca Puisi Se-Jawa Barat
2013