Sebuah
Upaya Membumikan Puisi
LOMBA
Baca Puisi Sanggar Sastra Tasik (SST) dimaksudkan untuk lebih
membumikan puisi ke tengah-tengah masyarakat. Upaya ini merupakan sebuah
komitmen yang tetap dipegang teguh oleh SST sejak permulaan berdirinya pada
paruh akhir tahun 1996 silam. SST merupakan satu-satunya komunitas sastra di
Tasikmalaya yang secara khusus bergelut di bidang sastra, terutama puisi. Meski
tidak secara khusus menggarap pelatihan baca puisi – sebab lebih cenderung
menjadi laboratorium penulisan puisi bagi para peminat serius untuk menulis puisi,
SST berkepentingan untuk memetakan bibit-bibit pembaca puisi yang baik. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk itu adalah dengan penyelenggaraan lomba seperti
ini.
Kami melihat, selalu ada hal yang
menarik dari kegiatan lomba seperti ini. Betapa di tengah-tengah “terasingnya”
puisi bagi sebagian besar masyarakat kita, ternyata selalu saja terdapat
pembaca puisi yang baik bahkan sangat baik, yang – tidak saja mampu
memperlihatkan interpretasi yang benar terhadap teks puisi yang dibacanya,
melainkan juga mampu menyajikan ekspresi dan gaya pembacaan yang memikat ketika
tampil di atas pentas lomba. Hingga karenanya, puisi terasa hidup dan sangat
menarik.
Lewat pembacaan yang baik, puisi seolah
menjadi benda hidup dan pentas baca puisi tentunya menjadi tontonan yang asyik
dan nikmat untuk disimak. Lebih dari pertunjukan dangdut atau musik pop,
umpamanya, menikmati pertunjukan baca puisi malah sangat kontemplatif dan
bahkan cukup inspiratif jadinya. Pada gilirannya, mentalitas dan ruhani kitapun
akan tercerahkan dibuatnya. Di sinilah letak efektivitas Lomba Baca Puisi
sebagai media sosialisasi, di mana hal ini akan mampu memancing perhatian
orang, yang awam sekalipun, untuk bisa tertarik lebih jauh kepada puisi. Maka
jika kegiatan semacam ini banyak diselenggarakan oleh banyak kalangan secara
terus-menerus, bisa jadi katup “alienasi” puisi dalam kehidupan masyarakat
kita, perlahan namun pasti, akan terbuka dengan sendirinya. Itulah
barangkali yang senantiasa dimimpikan oleh Sanggar Sastra Tasik atau mungkin
oleh kita semua.
Lewat Lomba Baca Puisi, kita bisa
mengaji tradisi dan membangun karakter diri. Ah, semoga saja ini tidak sekedar
sebuah obsesi atau mimpi, apalagi janji, sebab kami bukan politisi yang
kerjanya cuma bisa menebar janji tanpa bukti. Sehingga, bisa jadi benar bahwa
ketika keadaan politik suatu negara kotor, maka puisilah yang akan
membersihkannya. Demikian sebagaimana yang, konon, pernah dikatakan oleh John F. Kennedy.
Selamat berlomba. Merdeka! (*)
SANGGAR
SASTRA TASIK (SST)
Lomba Baca Puisi Jawa Barat Terbuka 2016 dalam rangka Milad ke-20
Sanggar Sastra Tasik (SST) akan berlangsung Tgl. 29-30 Oktober 2016 di
Kompleks Pesantren Riyadlussholihin, Kubangsalawe, Kec. Sukaratu, kab.
Tasikmalaya, Jawa Barat.
Syarat kepesertaan lomba baca puisi:
usia 17
tahun ke atas,
domisili Jawa Barat atau di seluruh wilayah Indonesia,
mengisi formulir pendaftaran,
membayar biaya administrasi sebesar Rp
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)
serta diusahakan menghadiri Technical
Meeting pada 25 Oktober 2016 mulai pukul 14.00 WIB di SMA IT
Riyadlussholihin, Kubangsalawe, Tasikmalaya.
Pendaftaran untuk Lomba
Baca Puisi mulai Tgl 26 September hingga 25 Oktober 2016,
melalui:
Sekretariat SST, Jl. Argasari No. 22 RT 03/02 Kel. Argasari, Kec.
Cihideung Kota Tasikmalaya 46122.
Atau via online melalui : http://tinyurl.com/daftarlbp
UNDUH ANTOLOGI PUISI (KLIK)
Tata-tertib
Lomba Baca Puisi JAWA BARAT TERBUKA 2016
20 Tahun Sanggar
Sastra Tasik (SST)
- Peserta
sudah berada di lokasi lomba (Gd. Dakwah Islamiyah Singaparna),
selambat-lambatnya 5 menit sebelum lomba dimulai.
- Peserta
mengenakan pakaian yang bebas namun sopan.
- Tanda
nomor peserta harus dikenakan di tempat yang mudah dilihat oleh juri.
- Peserta
tampil di panggung setelah pemandu acara memanggil nomor giliran
tampilnya.
- Peserta
yang tidak tampil setelah nomornya dipanggil, akan terus dipanggil sampai 3 kali panggilan. Setelah 3 kali
panggilan, peserta bersangkutan tidak tampil maka panggilan kedua untuk
peserta bersangkutan akan dialihkan setelah keseluruhan peserta mendapat giliran
tampil. Jika setelah panggilan kedua, peserta bersangkutan tidak juga
tampil, maka kesempatan tampilnya digugurkan.
- Saat
tampil di panggung lomba, peserta hanya dibenarkan membacakan satu judul
puisi yang telah dipilihnya serta telah dicatatkan oleh panitia.
- Peserta
tidak dibenarkan menyampaikan kata-kata pengantar apapun baik sebelum atau
sesudah penampilannya, kecuali ucapan salam, misalnya assalaamu’alaikum
wr. wb. Atau selamat pagi/selamat siang/selamat sore/selamat malam.
- Pada
babak penyisihan, Dewan Juri akan memilih sejumlah peserta yang masuk
babak final.
- Peserta
yang masuk pada babak final akan diketahui dengan sendirinya pada saat pelaksanaan babak final itu
sendiri. Jadi tidak diumumkan sebelumnya.
- Jumlah
peserta yang masuk final ditentukan oleh dewan juri yang dikonsultasikan
dengan panitia.
- Pada
babak final, finalis hanya membacakan satu judul puisi yang telah dipilihnya
untuk babak final.
- Puisi
yang dibacakan pada babak final harus berbeda dengan puisi pada babak
penyisihan.
- Juri
akan memilih juara 1-3 dan harapan 1-3, serta juara Favorit.
- Penilaian
Dewan Juri didasarkan pada 3 kriteria:
- Vokal
- Penghayatan
- Penampilan
- Peserta
boleh membacakan puisi dengan/tanpa pengeras suara/mikrofon.
- Peserta
tidak diperkenankan membawa dan atau menggunakan alat musik/properti
pentas, kecuali map atau papan baca naskah.
- Penampilan/improvisasi
di luar pembacaan puisi (baik sebelum atau sesudah baca puisi) tidak
termasuk dalam penilaian.
- Peserta
tidak diperkenankan membacakan puisi dengan bantuan orang lain.
- Peserta
yang tidak mengindahkan tata-tertib ini dikenai sanksi dengan dikurangi
nilainya oleh Dewan Juri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar